Rabu, 30 Desember 2020

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK PERANGKAT LUNAK

Manajemen kualitas perangkat lunak adalah proses manajemen yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengelolakualitas perangkat lunak sedemikian rupa untuk memastikan produk memenuhi standar kualitas yang diharapkan oleh pelanggan sekaligus memenuhi semua persyaratan peraturan dan pengembang yang diperlukan, jika ada. Manajer kualitas perangkat lunak memerlukan perangkat lunak untuk diuji sebelum dirilis ke pasar, dan mereka melakukannya dengan menggunakan penilaian kualitas berbasis proses siklus untuk mengungkap dan memperbaiki bug sebelum dirilis. Tugas mereka tidak hanya memastikan perangkat lunak mereka dalam kondisi yang baik bagi konsumen, tetapi juga mendorong budaya kualitas di seluruh perusahaan.

Terdapat tiga aktivitas utama dari manajemen kualitas proyek antara lain sebagai berikut

1. Perencanaan kualitas (Quality Planning)

Mmengidentifikasikan standard kualitas yang sesuai dengan disain proyek dan bagaimana memuaskannya.

a. Jaminan kualitas (Quality Assurance), evaluasi periodic terhadap keseluruhan performa proyek untuk memastikan proyek akan memuaskan standard kualitas yang relevan.

b. Pengendalian kualitas (Quality Control), memonitor  hasil proyek tertentu untuk memastikan hasil tersebut sesuai denga standard kualitas relevan serta mengidentifikasikan cara untuk meningkatkan kualitas keseluruhan.

Software disebut berkualitas jika bisa mengerjakan apa yang diinginkan oleh pemakainya, memakai sumber daya komputer secara benar dan efisien, mudah untuk dipelajari dan digunakan oleh pemakainya, dan pengembang perangkat lunak bisa mendesain, menuliskan source code, melakukan uji coba (testing) dan memelihara (maintain) sistem tanpa kesulitan yang berarti.

Software quality factors dari Hewlett-Packard

a. Functionality : diukur denganmengevaluasi fasilitas dan kemampuan dari program

b. Usability : diukur dari faktor manusia yang memakai sistem (estetika, konsistensi dan dokumentasi)

c. Reliability : dievaluasi dengan mengukur frekuensi kegagalan (error), akurasi output, MTBF(mean time between failure) dan kemampuan mengatasi error

d. Performance : diukur dari kecepatan proses, respon, pemakaian sumber daya dan efisiensi

Supportability : gabungan dari extensibility, adaptability dan serviceability (ketiganya lebih dikenal dengan istilah maintainability) beserta testability, compatibility, configurability, kemudahan instalasi dan identifikasi problem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar