Manajemen Konfigurasi Perangkat Lunak atau biasa disebut Software Configuration Management adalah serangkaian aktifitas penelusuran dan pengendalian yang dimulai ketika proyek berjalan sampai tidak dioperasikan lagi. Sebuah aktifitas untuk mengidentifikasi konfigurasi dari sebuah sistem dengan tujuan untuk mengontrol perubahan secara sistematik terhadap konfigurasi, pemeliharaan integritas dan pengulangan dari konfigurasi seluruhnya selama daur hidup sistem.
Konsep dari manajemen konfigurasi menggunakan semua item untuk di kontrol meskipun ada beberapa perbedaan antara manajemen konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada bagian ini kita akan menjelaskan sebuah perincian dari konsep-konsep manajemen konfigurasi perangkat lunak, dengan deskripsi yang jelas dari setiap konsep.
Beberapa elemen dari Manajemen Konfigurasi Software (SCM)Software Configuration Management) antara lain sebagai berikut
1. Component elements, sekumpulan dari tool yang dipasarkan dengan manajemen sistem data (seperti database) yang memungkinkan akses ke data tersebut dan melakukan pengaturan terhadap setiap item konfigurasi software.
2. Prosess elements, merupakan kumpulan dari prosedur dan tugas yang mendefinisikan pendekatan yang efektif untuk melakukan manajemen perubahan melibatkan semua yang terlibat dalam manajemen.
3. Construction elements, kumpulan dari tool-tool yang mengautomasi pembuatan software dengan memastikan validasi komponen yang layak (misalnya, versi yang benar).
4. Human elements, untuk mengimplementasikan SCM yang efektif, tim software harus menggunakan sekumpulan feature tool dan proses.
Elemen-elemen tersebut tidak saling eksklusif. Sebagai contoh, component elements bekerja bersamaan dengan construction elemens ketika proses perangkat lunak berjalan. Process elements memandu banyak aktivitas manusia yang terkait dengan SCM dan karenanya dapat dianggap sebagai human elements juga.
1. SCM Repository
SCM (Software Configuration Management) repository adalah sekumpulan mekanisme dan struktur data yang mengijinkan tim software untuk mengatur perubahan dalam cara yang effective. SCM repositoty menjalankan fungsi-fungsi berikut:
a. Integritas data (data integrity)
b. Berbagi inforasi (information sharing)
c. Intergrasi tool (tool integration)
d. Integrasi data (data integration)
e. Penegakan methodologi (methodology enforcement)
f. Standardisasi dokumen (document standardization)
Repository feature merupakan fitur-fitur yang dapat digunakan untuk melakukan fungsi dari pengaturan konfigurasi software. Berikut adalah beberapa feature dari SCM repository:
Versioning Pada feature versioning, dilakukan penyimpanan semua versi software untuk memungkinkan pengaturan secara efektif untuk produk yang akan direlease dan untuk mengijinkan developer untuk kembali ke versi sebelumnya.
Dependency tracking and change management, Repository mengatur hubungan yang sangat beragam antar data elemet yang disimpan di dalamnya.
Requirement tracing, Menyediakan kemampuan untuk melakukan pelacakan semua perancangan dan konstruksi komponen yang dihasilkan dari proses spesifikasi requirement.
Configuration managemen, Menjaga track dari sekumpulan konfigurasi yang merepresentasikan milestone dari proyek tertentu.
Audit trails, menetapkan informasi tambahan mengenai kapan, bagaimana dan oleh siapa perubahan dibuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar